Rabu, 21 Desember 2016

Tanggapan Esai “Teater Jaka Tarub oleh Dwi Ernawati"


Tanggapan Esai “Teater Jaka Tarub oleh Dwi Ernawati"

Esai dengan judul Teater Jaka Tarub yang ditulis oleh Dwi Ernawati cukup menarik. Penulis telah mengemas esai dengan baik, dibuat sesuai dengan apa yang penulis telah lihat secara langsung. Dimulai dari penggambaran suasana hingga pada jalannya pementasan dan ulasan tentang pementasan teater tersebut. Kronologi pementasan ditulis secara urut dan disertai beberapa ulasan. Seperti yang telah tertera pada judul esai, penulis menulis esai tentang teater Jaka Tarub. Kisah atau cerita rakyat yang telah melegenda di negeri ini. Penulis telah menjelaskan tentang penyelenggara teater dan tempat dimana teater dipentaskan dengan cukup jelas.
Dalam esai tersebut, telah dijelaskan bahwa sutradara mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah pementasan teater. Bahkan sutradara dapat menjadi penentu sukses atau tidaknya sebuah pementasan teater. Dalam sebuah pementasan teater, sang sutradara berperan layaknya seorang produser. Harus berkoordinasi dengan banyak pihak demi suksesnya sebuah pementasan. Harus berkoordinasi dengan penulis naskah, memikirkan setting, dan tentunya harus memilih pemain dengan tepat.
Dalam esai yang berjudul Teater Jaka Tarub ini, disebutkan bahwa sang sutradara cukup kreatif dalam mengemas jalannya cerita. Hal yang sangat mencolok dan sangat menarik perhatian adalah perihal alur yang dipilih oleh sutradara.  Tidak seperti cerita-cerita Jaka Tarub pada biasanya, telah diungkapkan oleh penulis bahwasanya alur cerita Jaka Tarub yang ini sangatlah berbeda. Sutradara tidak menggunakan alur maju seperti pementasan teater pada umumnya tetapi pementasan cerita dibuka dengan adegan seorang Bapak yang sudah tua yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya karena sebuah mimpi dan kemudian Bapak tersebut didekati oleh seoarang perempuan cantik yang tidak lain adalah anaknya. Kemudian cerita dilanjutkan  ke masa muda seorang tokoh yang bernama Jaka Tarub.  Melalui alur cerita yang telah dibangun dengan baik tersebut mampu membuat para penonton bertanya-tanya akan jalannya cerita, para penonton berpikir akan siapa Bapak tua itu dan ada hubungan apa dengan kisah Jaka Tarub. Hampir semua penonton mampu hanyut dalam jalannya cerita.
Selain keunikan alur cerita yang telah diulas dalam esai Dwi Ernawati, keindahan desain panggung dan tata lampu juga sangat menawan. Seperti yang telah diungkapkan bahwa lampu dimatikan dan dihidupkan sesuai dengan cerita yang sedang dipertunjukkan. Dalam pementasan sebuah teater, tata panggung dan tata cahaya merupakan aspek yang cukup penting dalam menunjang keberhasilan sebuah pertunjukkan teater. Dapat dibayangkan jika sebuah pementasan teater tidak menggunakan lampu atau hanya menggunakan pencahayaan yang natural, tentu kurang menarik minat penonton dan akan membuat bosan. Panggung pementasan juga harus didesain sedemikian rupa sesuai kebutuhan dalam cerita. Seperlunya saja, tak perlu berlebihan. Karena jika berlebihan juga akan mengganggu pemain dalam bergerak atau berekspresi.

Pentingnya ekspresi dalam pementasan teater.
Pengertian ekspresi dalam seni adalah ungkapan perasaan para pelaku seni yang merupakan perasaan khusus yang bisa membangun nilai dan sikap.  Munculnya perasaan ini umumnya dipicu oleh interaksi para pelaku seni dengan lingkungannya. (Soehardjo : 2005)
Mengacu pada pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa ekspresi merupakan pengungkapan atau suatu proses untuk menyampaikan maksud kepada penonton. Semua makhluk hidup tentu pernah berekspresi, bahkan sering berekspresi. Makhluk hidup yang paling sering berekspresi adalah  manusia. Manusia sering berekspresi untuk mengungkapkan perasaannya. Perasaan tersebut bermacam-macam, ada perasaan senang, sedih, kecewa, marah, atau perasaan sedang jatuh cinta.
Sebagai contoh, bayi yang belum bisa berbicara mampu mengekspresikan apa yang dia rasakan dengan menangis atau tertawa.  Rasa lapar seorang bayi diekspresikan dengan menangis. Begitupun dengan seniman teater, harus mampu mengekspresikan dirinya sesuai dengan cerita yang hendak disampaikan. Jika ceritanya sedih, maka seniman teater juga dituntut untuk mampu berekspresi sedih. Tubuh merupakan alat utama yang digunakan para seniman teater untuk berekspresi. Selain tubuh, seniman teater juga dapat berekspresi menggunakan gerakan maupun suara.
Ekpsresi yang ditunjukkan para seniman teater Jaka Tarub cukup baik tetapi masih ada beberapa pemain yang kurang ekspresif. Masih ada beberapa ekspresi yang membingungkan. Seperti ekspresi ketika para bidadari hendak turun ke bumi, kurang begitu jelas ekspresinya sehingga sulit untuk menafsirkan apakah ketika itu mereka masih terbang atau sudah berada di bumi dan hendak mandi ke sungai. Selain adegan tersebut, ada adegan yang sangat ekpsresif yaitu adegan lelucon Tomo dan Topo yang mampu membuat penonton tertawa lepas. Perlu kita ketahui bahwa segala sesuatu pasti ada kekurangan dan kelebihan. Dalam teater hal tersebut sudah menjadi hal yang wajar. Setidaknya para seniman teater Jaka Tarub sudah berusaha untuk berekspresi dengan baik dan sesuai dengan kisah atau cerita yang hendak disampaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar